Kenalkan namaku Mr. Mim ( bukan nama sebenarnya pastinya). Aku dilahirkan di bumi kota hujan. Aku adalah anak ke 3 dari 4 bersaudara. Menurut pandangan masyarakat sekitarku aku bagai pinang dibelah kampak dengan adikku, mungkin ini karna jam kelahiran kami sama. Aku dilahirakan dari keluarga sederhana bersama ayah ibuku. Di sebuah gubuk yang berdindingkan bambu anyaman khas masyarakat kelas 3.
Dulu ketika usiaku 6 tahun aku bercita-cita ingin menjadi seorang profesor ( ilmuwan ahli kimia dan ilmuwan ahli robotik). Setiap aku menjumapi produk produk kimia, entah itu kosmetik milik ibuku atau kosmetik milik kaka permpuanku, pasti itu jadi sasaran kekonyolanku sebagai profesor amatir cilik. Bahkan obat-obatan serta bumbu bumbu dapur dan keluarganya ikut menjadi korban ambisi tersebut.
Aku dan adiku senang membuat campuran campuran kimiawi hasil karya ilmiah kami hingga hasil campuran itu menjadi semacam cairan berbahaya yg tak boleh dikonsumsi oleh setiap orang yg ingin hidup sehat dan takut mati.
Biasanya, cairan kimia itu kami gunakan untuk membunuh mahluk kecil yang tak berdosa dan tumbuhan tumbuhan liar yang menghiasi pekarangan rumah kami. Yang biasa menjadi korban kelinci percobaan konyol itu adalah capung dan semut. Mereka mati mengenaskan dengan dengan tubuh kembung dan terkadang tercabik cabik karna ulah percobaan biadab tersebut. Itu mungkin dosa yg harus kami istighfari hingga kini. Selain itu kami juga senang membuat robot robotan (hasil tayangan imajiner tahun 90an) setiap pita kaset yang biasa dikolekasi oleh ayah atau kaka laki-laki kami pasti itu menjadi sasaran fantasi kami untuk mewujudkan mahluk mahluk imajiner kedalam benda benda mati itu sehingga seolah olah ia hidup dan bergerak plus memiliki kekuatan dahsyat untuk menghancurkan monster monster jahat hasil rekaan imajinasi kami. Akh film memang membuat obsesi kami semakin menjadi jadi. Bahkan jepitan rambutpun kami sulap menjadi monster bermulut besar dengan gigi runcingnya yang tajam siap melahap mentah mentah robot robot jagoan kami. Terkadang ending cerita yang kami buat ini kontra dengan sutradara film power ranger tahun 90an. Kami lebih berpihak kepada para tokoh antagonis yang tidak pernah mendapat keadilan untuk menang dari jagoannya. Namun, terkadang juga kami merubah skenario sehingga jagoan menang telak 100 : 0. Skor kekalah fantastis bagi turnamen pertaurangan pahlawan kebenaran vs kejahatan. Kami juga membuat robot robot antik yang terbuat dari bolpoint pinsil penghapus dan serutan pensil. Ini memang karya monumental kami sebagai profesor robotik kenamaan.
Hahahaha..... (tertawa terbahak bahak seperti sincan memerankan tokoh pahlawan kesayangannya).
Muasya Allaaaaaaah...!!!!!!#%?#
Teriak si ratu cerewet membuyarkan imajinasi kami. Aku dan adik ku kena kultum dari ibuku.
Akhirnya aku dan adiku segera membubarkan para pemain dan tokoh yang ada di imajinasi kami hingga mereka kembali menjadi benda benda mati yang tak layak kami gunakan sebagaimana mestinya di usia kami.
Akhirnya aku dan adik ku kembali merapikan barang barang milik ayah dan kaka kami Ke tempatnya semula. Hmm... Beginilah nasib bocah miskin seprti kami. Kami tidak mampu untuk membeli robot robtan dan mainan seperti kebanyakan anak anak yang lain kala itu. Akhirnya pelita minyak pun di matikan aku dan adikku kembali ke pelukan ibu dan ayahku di tempat pembaringan keluarga kecil kami. To be continue
Showing posts with label Kisah Inspirasi. Show all posts
Showing posts with label Kisah Inspirasi. Show all posts
Sunday, November 25, 2018
Aku Bagian Ke -2
Subscribe to:
Comments (Atom)